Pertamax Diserbu Pengendara

Kala Pertamax Mulai Sulit Dicari di Kalsel, Pengecer BBM Pun Pajang Tulisan Habis

Saat ini keberadaan Pertamax di Kalimantan Selatan mulai sulit, ini karena warga serbu Pertamax karena takut motor brebet jika isi pertalite

|
Editor: Irfani Rahman
Banjarmasinpost.co.id/Saifurrahman)
KEMBALI KOSON - Antrean Pertamax kembali kosong di SPBU S Parman Banjarmasin, sebelumnya antean meluber hingga ke luar. Hal sama terjadi di banyak SPBU di Kalsel 

BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG - Diserbunya pertamax oleh pengendara karena pertalite dinilai bikin ‘brebet’ membuat bahan bakar nonsubsidi tersebut langka di sejumlah wilayah Kalimantan Selatan. 

Tidak hanya di Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru, kelangkaan juga terjadi di kabupaten paling utara yakni Tabalong. Kelangkaan tidak hanya terjadi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tetapi juga di pengecer, beberapa hari terakhir.

Berdasarkan pantauan, Rabu (19/11), antrean panjang sepeda motor dan mobil masih terlihat di SPBU Mabuun. Antrean bahkan hingga pinggir jalan.

Beberapa personel Satlantas Polres Tabalong terlihat di lokasi agar antrean tidak mengganggu arus lalu lintas. Terlebih ruas jalan ini merupakan jalur utama antar provinsi dan kabupaten.

Di sejumlah pedagang eceran, khususnya di perkotaan, tidak ditemui pertamax. Tulisan pertamax habis atau kosong juga dipasang beberapa pengecer, seperti kerap dilakukan SPBU. Sedangkan Pertalite tersedia.

Seorang pengecer di Mabuun, Kecamatan Murung Pudak, mengaku beberapa hari terakhir kesulitan mendapatkan pertamax. “Ini baru dapat, makanya jual lagi,” ujarnya.

Baca juga: Warga Banjarmasin Buru Pertamax, Antrean Motor Memanjang di SPBU S Parman

Baca juga: Ratusan Kepala Sekolah di Kalsel Berstatus Plt, Kemendikdasmen Deadline 31 Desember

Untuk harga, ia mengaku tidak menaikkannya walaupun beberapa pengecer lain melakukannya.

Kesulitan membeli pertamax termasuk di pengecer juga dirasakan Syarifudin (41), warga Tanta, Kecamatan Tanta. “Sudah beberapa hari ini di eceran juga mulai susah cari pertamax. Kalau di SPBU antreannya panjang,” katanya.

Dia sempat membeli eceran di Kota Tanjung pada Selasa (18/11) malam dengan harga Rp 17 ribu per linter. Ini lebih mahal dari sebelumnya yakni di kisaran Rp 15 ribu sampai Rp 16 ribu.

“Tadi malam sempat mencari ke beberapa tempat tapi banyak yang habis dan akhirnya ketemu di Tanjung.  Tapi antre juga walaupun di eceran,” katanya.

Sementara itu teriknya mentari siang tak mampu menghalangi masyarakat pemburu pertamax di SPBU Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Rabu. Antrean kendaraan bermotor mengular hingga ke jalan. Arus lalu lintas pun sempat tersendat.

“Pagi tadi lebih panjang. Jam 10 habis. Kemudian jam 12 ada lagi,” ujar Slamet, pelangsir dengan sepeda motor Suzuki Thunder. Slamet mengaku masih menjualnya Rp 15 ribu per liter.

Sementara jalur pertalite hanya memperlihatkan beberapa pengendara yang bisa dihitung jari.

“Saya pernah isi pertalite terus brebet. Wajar saja orang antre pertamax sekarang,” ungkap Mutia, pengendara Honda Beat yang ikut antre.

Tidak sampai satu hari penuh, stok pertamax di SPBU Jalan S Parman Banjarmasin kembali habis. Sejak pagi antrean panjang sepeda motor hingga mobil memenuhi area. Namun sekitar pukul 12.00 Wita papan bertuliskan “Pertamax Habis” dipajang. Antrean pengendara pun bubar dengan wajah kecewa.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved