Berita Banjarmasin
Vaksinasi HVP Masih 77 Persen, Sejumlah Daerah di Kalsel Jadi Atensi
Program imunisasi anak belum mencapai target. Banjarmasin bahkan masuk daftar daerah dengan capaian rendah vaksin Campak-Rubella dan HPV
Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Ancaman wabah yang seharusnya bisa ditekan sejak dini masih membayangi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Program imunisasi anak belum mencapai target, sementara Banjarmasin bahkan masuk daftar daerah dengan capaian rendah untuk vaksin Campak-Rubella dan HPV.
Melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), vaksin HPV, hingga pemantauan vaksin dengue (DBD), Pemprov Kalsel menargetkan cakupan imunisasi yang lebih merata di seluruh kabupaten/kota.
Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Diauddin mengatakan, BIAS tahun ini kembali menyasar imunisasi Campak, Rubella, Difteri, Tetanus, serta vaksin kanker leher rahim untuk siswi sekolah dasar.
“Program ini penting untuk memastikan anak-anak mendapat perlindungan kesehatan jangka panjang. Semuanya dilakukan sesuai standar nasional,” ujarnya, Kamis (20/11/2025).
Baca juga: Mulai Januari 2026, 7.500 Pelajar di Banjarmasin Bakal Terima Vaksin DBD
Hingga 18 November, capaian imunisasi Campak dan Rubella untuk kelas 1 SD sederajat tercatat 81,57 persen dari target 90 persen.
Namun, beberapa daerah masih tertinggal jauh dari target. Kabupaten Banjar dan Hulu Sungai Utara merupakan wilayah dengan cakupan terendah, masing-masing sekitar 67 persen dan 61 persen. Sementara Banjarmasin berada pada kisaran 74 persen, masih di bawah standar provinsi.
Menurut Diauddin, tantangan di lapangan bervariasi. Ada daerah yang terkendala siswa tidak hadir saat pelaksanaan, ada pula orang tua yang belum memahami pentingnya imunisasi.
“Kita terus melakukan pendekatan ke sekolah dan orang tua agar cakupan bisa dikejar,” katanya.
Vaksin HPV untuk pencegahan kanker leher rahim, yang diberikan kepada siswi kelas 5 SD, juga belum mencapai target 90 persen. Capaian provinsi baru berada di angka 77,26 persen. Sejumlah kabupaten/kota masih berada di bawah 80 persen, termasuk Banjar, Hulu Sungai Utara, Banjarmasin, Balangan, dan Tapin.
“Padahal vaksin HPV yang kita gunakan ini sudah tersertifikasi halal dan aman. Edukasi publik masih perlu diperkuat agar penerimaan lebih baik,” ucap Diauddin.
Selain imunisasi rutin sekolah, pemerintah pusat menunjuk Banjarmasin sebagai salah satu lokasi Studi Fase 4 vaksin DBD.
Studi ini memantau efektivitas dan keamanan vaksin pada penggunaan nyata di masyarakat. Peserta akan dipantau oleh dokter spesialis anak secara berkelanjutan.
“Ini kesempatan baik bagi daerah kita. Tujuannya bukan mencoba vaksin baru, tetapi memantau manfaat vaksin yang sudah memiliki izin edar dan telah digunakan di banyak negara,” jelasnya.
Baca juga: Balai Veteriner Banjarbaru Siapkan 300 Dosin Vaksin Rabies, Ternyata Penyakit Ini Belum Ada Obatnya
Diauddin menegaskan bahwa keberhasilan semua program imunisasi sangat bergantung pada kolaborasi.
“Tenaga kesehatan menyiapkan layanan, pemerintah menyediakan program, tetapi dukungan orang tua dan sekolah itu kunci. Perlindungan anak adalah investasi jangka panjang bagi Kalsel,” ujarnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)
| Rumah Arbani Hangus Terbakar, Warga RT 06 Belitung Laut Berduka |
|
|---|
| Dua Pemesan Ganja via Online di Banjarmasin Jadi Pesakitan, Patungan Membeli untuk Dipakai Sendiri |
|
|---|
| Pemprov Kalsel Kejar Target Rehabilitasi 89 Rumah Tak Layak Huni, Ini Penjelasan Kadinsos |
|
|---|
| Pria di Kampung Jawa Banjarmasin Jatuh ke Sungai, Begini Kondisinya Saat Dilarikan ke Rumah Sakit |
|
|---|
| Sidang Kasus Dugaan Korupsi di PT Asabaru Balangan Bergulir, Hakim Nilai Saksi Berpura-pura |
|
|---|
