Berita HST
Ini Reaksi Warga HST Saat Pelangsir Masih Bebas Hilir Mudik di SPBU
Mengurangi jumlah antrean Pertamax yang sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir, SPBU di Kabupaten Tabalong menyepakati
Penulis: Stanislaus Sene | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID - Mengurangi jumlah antrean Pertamax yang sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir, SPBU di Kabupaten Tabalong menyepakati pembatasan pembelian bagi sepeda motor dan mobil.
Kesepakatan ini dihasilkan dalam rapat bersama SPBU dan Pertamina Patra Niaga yang dipimpin langsung Bupati H.M. Noor Rifani, Kamis (20/11) di aula BPKAD Kabupaten Tabalong.
Dalam kesepakatan yang dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani pihak SPBU, disepakati untuk sepeda motor maksimal bisa membeli Pertamax Rp70 ribu dan mobil Rp300 ribu.
Salah satu perwakilan pihak SPBU yang ikut rapat, Rianto, mengatakan, kondisi yang terjadi saat ini sebenarnya tidak ada kelangkaan untuk Pertamax.
Baca juga: Polresta Banjarmasin Tangkap Pemuda Pemeras Anak, Pelaku Ancam Sebar Foto Syur Korban
Baca juga: Penampilan tak Biasa Peserta Jalan Sehat di Desa Dukuhrejo Mantewe Tanahbumbu Kalsel
Hanya saja akibat banyak pengguna yang beralih dari Pertalite ke Pertamax menyebabkan stok normal yang ada seperti biasanya di SPBU kini menjadi cepat habis.
"Biasanya volume penjualan Pertamax masing-masing SPBU tidak semaksimal sekarang, dulu itu satu kali datang 8 KL bisa terjual lima sampai enam hari," kata Manajer SPBU Gunung Batu ini.
Dengan peningkatan pengguna ini akhirnya juga berdampak terhadap munculnya antrean yang meningkat di SPBU.
Guna mengatasi hal ini, tambah Rianto, pihaknya dari SPBU menyepakati pembatasan Pertamax bagi roda dua dan roda empat dalam satu kali pembelian.
Sehingga selain diharapkan dapat mengurangi antrean, Pertamax juga akan dapat terbagi merata kepada masyarakat yang memerlukan.
"Kami dari pihak SPBU juga meminta pemahaman kepada masyarakat agar sama-sama bikin lancar dan mendukung kesepakatan yang ada," katanya.
Kemudian sebagai pihak SPBU, mereka juga berupaya untuk bisa lakukan pengaturan di lapangan terhadap antrean yang ada.
Sudah dua hari terakhir warga Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dibuat gelisah akibat kenaikan harga BBM jenis Pertamax di tingkat eceran.
Dari yang sebelumnya Rp15.000 per liter, kini harga melonjak menjadi Rp17.500 hingga Rp18.000. Lonjakan ini terjadi di berbagai pengecer di sejumlah kecamatan HST.
Tak cukup hanya mahal, Pertamax juga semakin sulit ditemukan. Warga terpaksa mengantre panjang di SPBU bahkan hingga berjam-jam demi mendapatkan BBM yang kian langka tersebut.
“Antriannya panjang sekali. Kadang sampai dua jam baru bisa isi, itu pun belum tentu kebagian,” kata M. Haris, warga Barabai, saat ditemui Banjarmasinpost.co.id, Kamis, (20/11).
Di tengah kelangkaan, warga juga menyoroti maraknya pelangsir yang bebas hilir mudik di beberapa SPBU. Aktivitas mereka dinilai memperburuk situasi, karena membeli dalam jumlah besar lalu menjual kembali dengan harga lebih tinggi di tingkat eceran. (dny/stan).
| Harga Pertamax Tembus Rp18 Ribu di Tingkat Pengecer di HST, Warga : Ini Tidak Wajar |
|
|---|
| Pengumpulan Dana Ilegal di Desa Samhurang Labuan Amas Utara Digagalkan Satpol PP HST |
|
|---|
| Harga Cabai Melonjak Naik, Petani Cabai di HST Sambut Gembira |
|
|---|
| Lapak Liar di Pasar Keramat Barabai Ditertibkan, Pedagang Diminta Kembali ke Area Resmi |
|
|---|
| Satu Hari, Dua Kebakaran Gegerkan Barabai Timur HST, Total Tiga Rumah Warga Hangus |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/SPBU-di-Barabai.jpg)