Berita Banjarmasin
Vaksinasi Pencegahan Kanker Mulut Rahim Masih 77 Persen, Sejumlah Daerah Jadi Atensi Dinkes Kalsel
Program imunisasi anak belum mencapai target, sementara Banjarmasin masuk daftar daerah dengan capaian rendah untuk vaksin Campak-Rubella dan HPV.
Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Budi Arif Rahman Hakim
Studi ini memantau efektivitas dan keamanan vaksin pada penggunaan nyata di masyarakat. Peserta akan dipantau oleh dokter spesialis anak secara berkelanjutan.
“Ini kesempatan baik bagi daerah kita. Tujuannya bukan mencoba vaksin baru, tetapi memantau manfaat vaksin yang sudah memiliki izin edar dan telah digunakan di banyak negara,” jelasnya.
Diauddin menegaskan, keberhasilan semua program imunisasi sangat bergantung pada kolaborasi.
“Tenaga kesehatan menyiapkan layanan, pemerintah menyediakan program, tetapi dukungan orang tua dan sekolah itu kunci. Perlindungan anak adalah investasi jangka panjang bagi Kalsel,” ujarnya.
Januari, 7.500 Pelajar di Banjarmasin Bakal Terima Vaksin DBD
Kota Banjarmasin menjadi sorotan dalam upaya penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Meski kasus DBD di Kalimantan Selatan (Kalsel) turun drastis pada 2025, pola sebaran penyakit ini nyaris tak berubah. Banjarmasin dan Kabupaten Banjar tetap berada di posisi teratas.
Pada 2024, Kalsel mencatat 3.236 kasus DBD dengan 16 kematian. Tahun ini, hingga 10 November, jumlahnya turun menjadi 460 kasus dan satu kematian. Namun beban Banjarmasin sebagai wilayah dengan risiko tinggi belum ikut mereda.
Situasi itulah yang membuat kota berjuluk Seribu Sungai ini dipilih menjadi salah satu lokasi uji percontohan vaksin DBD nasional.
Sebanyak 7.500 siswa kelas 3 dan 4 SD akan menerima vaksin mulai Januari 2026. Banjarmasin menjadi satu dari hanya tiga kota yang terlibat dalam program hibah ini, bersama Jakarta dan Palembang. Total vaksin yang dikucurkan mencapai sekitar 30 ribu dosis.
Baca juga: Dugaan Penggelapan Dana Rp 2,6 M di Dinkes Banjarbaru Ditelisik, Pemko Janji Tindak Pejabat Salah
Baca juga: Serapan Anggaran PUPR Banjarmasin Masih 30 Persen, Realisasi Proyek Fisik di Atas 50 Persen
Ketua Tim Dokter Anak Kalsel untuk vaksin dengue, Prof dr Edi Hartoyo mengatakan, program ini penting untuk melihat bagaimana vaksin bekerja di daerah dengan risiko tinggi.
“Beberapa negara ASEAN sudah memulai fase satu. Provinsi tetangga, Kaltim juga sudah menggunakan, tetapi mereka beli mandiri,” ujarnya, Kamis (20/11/2025).
Ia menambahkan, di luar program hibah, vaksin dengue masih tergolong mahal. “Biayanya sekitar Rp 1,2 juta per orang di praktik saya,” ujarnya, dengan nada sedikit berkelakar.
| Pelaku Pembunuhan di Banjarmasin Ditangkap di HST, Penganiayaan Diawali Pesta Miras |
|
|---|
| Polresta Banjarmasin Tangkap Pemuda Pemeras Anak, Pelaku Ancam Sebar Foto Syur Korban |
|
|---|
| Jelang Tutup Tahun, Proyek Fisik Dinas PUPR Banjarmasin Baru 55 Persen, Serapan Anggaran 30 Persen |
|
|---|
| Keluhan Sikap Petugas Layanan di Kelurahan Meningkat, Ombudsman Kalsel Tekankan Pembinaan Tegas |
|
|---|
| SPPG Belitung Selatan Banjarmasin Siap Ditunjuk Bagikan MBG di Daerah Tertinggal |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Ketua-Tim-Dokter-Anak-Kalsel-untuk-vaksin-dengue-Prof-dr-Edi-Hartoyo.jpg)