BPost Cetak

Dinginkan Tensi Tahun Tikus Logam

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan digelar serentak pada 23 September 2020.

Penulis: Budi Arif Rahman Hakim | Editor: Hari Widodo
BPost Cetak
BPost Edisi Senin (30/12/2019) 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan digelar serentak pada 23 September 2020.

Seluruh Indonesia, ada 270 daerah yang menggelar pilkada dengan rincian sembilan pemilihan gubernur, 224 pemilihan bupati dan 37 pemilihan wali kota.

Khusus di Kalimantan Tengah, tahun depan digelar dua pemilihan yakni pemilihan gubernur dan pemilihan bupati Kotawaringin Timur.

Kalimantan Selatan lebih seru lagi. Selain pilgub, akan dilaksanakan pemilihan wali kota Banjarmasin dan Banjarbaru serta pemilihan bupati Banjar, Hulu Sungai Tengah, Balangan, Tanahbumbu dan Kotabaru.

Riak-riak ‘kompetisi’ pemilihan gubernur, wali kota dan bupati di daerah tersebut sudah terasa. Hingga pengujung 2019 atau tahun Babi Tanah, yang paling real adalah ‘kompetisi’ untuk mendapatkan dukungan dari parpol agar diusung menjadi calon gubernur, wali kota, bupati, maupun wakil-wakilnya.

Rugikan Negara Rp 13,7 Triliun, Demokrat Siap Buka-bukaan Jiwasraya

Sosok Rayhan Maditra, Pria yang Lamar Isyana Sarasvati, Pernah Muncul di Video Cover Sohib Raisa Itu

Angin Kencang Landa Sejumlah Daerah di Kalsel, Udin Bersyukur Tak Tertimpa Beringin

Bayi Baim Wong & Paula Disebut Mirip Lelaki Ini, Nama Putra Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Terbawa

Tak hanya sibuk mencari dukungan parpol, ada yang mencari pasangan, ada juga yang bergerak mengambil ancang-ancang untuk mencalonkan diri menempuh jalur independen.

Saat ini, konstelasi politik di Banua masih begitu dinamis. Isu yang berembus ke permukaan pun masih berubah-ubah. Hari ini si A dikabarkan bakal berpasangan dengan si B. Beberapa hari kemudian ada kabar lagi si A berpasangan dengan si C.

Dinamika ini bakal terus terjadi hingga memasuki tahun 2020 yang berdasarkan horoskop China disebut dengan Tahun Tikus Logam.

Bisa dipastikan, tensi gegap gempita pilkada bakal naik tahun depan. Semua pasti akan berupaya keras agar bisa menjadi pemenang pada kontestasi politik tahun depan.

Bagaimana caranya? Tentu saja mengambil hati masyarakat baik itu dengan janji politik, mempererat hubungan emosional dan lain sebagainya.

Tapi yang harus diwaspadai dan masih mungkin terjadi pada pilkada serentak tahun depan adalah kecurangan klasik, yakni kampanye hitam dan politik uang.

Kampanye hitam berpotensi menjadi kecurangan yang rawan membuat suasana menjadi tidak kondusif. Karena kampanye hitam merupakan upaya untuk merusak atau mempertanyakan reputasi calon lain, dengan mengeluarkan propaganda negatif entah melalui selebaran-selebaran, media sosial atau media lainnya.

Tentu, ini harus diantisipasi sejak dini agar tak terjadi. Baik itu oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), aparat kepolisian serta instansi atau lembaga terkait lainnya.

Tak kalah pentingnya, perlu komitmen bersama dari para calon yang bakal berlaga di Pilkada tahun depan untuk mewujudkan pilkada yang aman dan damai tanpa mengakibatkan perpecahan atau konflik, salah satunya menghindari kampanye hitam atau propaganda negatif.

Kemudian, para calon juga berkomitmen bertarung secara fair, meninggalkan cara-cara yang sangat tidak mencerdaskan masyarakat, yakni memainkan politik uang.

Masalah Sepele, Ibu Ini Tampar & Herdik Murid Kelas 2 SD Sampai Nangis, Lalu Polisi Bertindak Cepat

NEWSVIDEO - Musibah Angin Kencang Menyapu Banyak Rumah di Kabupaten Banjar

Menilik Pengelolaan Hutan Rawa Gambut TN Sebangau, Sering Jadi Objek Penelitian Orang Asing

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved