Aruh Adat Suku Dayak Balangan
Batandik, Ritual Wajib di Aruh Adat Suku Dayak Balangan, Simbol Kegembiraan dan Rasa Syukur
batandik adalah satu bentuk rasa syukur akan hasil panen yang didapat setiap tahunnya.
Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN - Batandik, atau bisa dikatakan sebagai tarian yang digelar pada aruh adat menjadi ritual wajib.
Gerakan batandik atau melompat-lompat mengitari tempat sajian pada aruh adat dianggap melambangkan kegembiraan.
Bahkan, batandik adalah satu bentuk rasa syukur akan hasil panen yang didapat setiap tahunnya.
"Batandik atau tarian yang kami lakukan pada ritual aruh adat dan biasanya dilakoni oleh anak anak adalah gambaran kegembiraan dan rasa syukur akan hasil oanen," ucap Bidang Dokumentasi dan Promosi Dewan Adat Dayak Balangan, Leludinata.
Batandik akan diiringi musik khas dayang yang nyaman didengar. Perpaduan musik tersebut antara suara gong, gendang, dan berapa alat musik traditional lainnya.
• Aruh Adat, Pesta Panen Suku Dayak di Balangan yang Masih Terus Digelar Tahunan
• Aruh Adat Baharin, Aruh Terbesar Digelar Kelompok Suku Dayak di Balangan
• Berlangsung Hampir Seminggu, Aruh Baharin Suku Dayak Balangan Sajikan Banyak Makanan
• Aruh Adat di Balangan, Diminati Wisatawan hingga Jadi Tempat Penelitian Mahasiswa
Sementara mereka yang menari akan mengenakan gelang yang mengeluarkan bunyi.
Gemerincingnya akan terdengar dan menyatu dalam gerakan.
Saat batandik, tidak harus mengenakan baju khusus.
Terpenting adalah keterlibatan anak-anak di dalamnya.
Mereka akan berputar, mengelilingi tempat sajian yang tersedia.
Batandik merupakan satu ritual penggiring doa.
Sehingga ketika Batandik selesai dilakukan, maka barulah sajian yang ada boleh dimakan.
Biasanya, batandik akan dilakukan pada malam hari, sebagai puncak acara dari aruh adat.
Apabila aruh adat berlangsung selama beberapa hari, maka setiap malamnya akan diisi ritual yang sama, tentunya batandik pun tidak ketinggalan.
(banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti)