Kampusiana
Seminar Internasional UIN Antasari Banjarmasin Hadirkan Pemateri dari Berbagai Negara
Seminar internasional UIN Antasari Banjarmasin 'Local and Global Aspects in The Malay World' hadirkan narasumber dari perguruan tinggi berbagai negara
Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari melaksanakan kegiatan seminar internasional, The 4 TH Annual Postgraduate Conference On Muslim Society (APCoMS).
Kegiatan bertema 'Local and Global Aspects in The Malay World' menghadirkan narasumber dari perguruan tinggi berbagai negara.
Di antaranya, Dr Ali Mayouf Al Mayouf dari King Saud University Saudi Arabia. Ahmad Rafiq, PhD dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kemudian, Muhammad Iqbal PhD dan Dr Mujiburohman MA dari UIN Antasari Banjarmasin, Dr Farid Mat Zain dari Universiti Kebangsaan Malaysia dan Prof Dr Muhammad Umudee dari Princess of Naradhiwas University Thailand.
Sedangkan Keynote Speaker, yakni Prof Dr H Mujiburrahman, Rektor UIN Antasari Banjarmasin.
Baca juga: Sebanyak 600 Produk UMKM Kalsel Akan Ditampilkan di Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
Baca juga: Terkait Dugaan Suap IUP di Tanahbumbu Kalsel, Hari Ini Adik Mardani Diperiksa KPK
Dikatakan Wakil Direktur Pascasarjana UIN Antasari Banjarmasin, Dr Muhammad Rusydi, seminar internasional ini merupakan upaya dalam menjawab tantangan perkembangan zaman, yang pesat dalam konteks global.
"Dengan begitu, akar budaya kita tidak tercabut, karena munculnya budaya dari luar," katanya, Rabu (20/7/2022).
Sesuai dengan kegiatan ini, Rusydi menilai, orang-orang Melayu memiliki kekhasan tersendiri dari seisi keislaman, dan keagamaan.
"Kita boleh saja menerima budaya dari luar, tetapi tidak boleh lepas dari akar budaya sendiri, khususnya orang Banjar," ujarnya.
Kemudian, Rusydi juga mengatakan bahwa dulu kebanyakan orang terlihat bangga dengan memunculkan budaya asing, tetapi sekarang justru sebaliknya.
Baca juga: Dievakuasi ke RSUD Hadji Boejasin, Mayat di Batakan Pertama Kali Dilihat Nelayan Sungai Sapat
Baca juga: Petugas Evakuasi Jenazah di Batakan Kabupaten Tanah Laut dengan Cara Diikat di Sepeda Motor
Baca juga: BREAKING NEWS : Warga Batakan Kabupaten Tanahlaut Kalsel Heboh, Ditemukan Mayat dalam Kondisi Begini
Kondisi seperti ini, menurutnya, harus dikombinasikan dengan menjaga identitas diri sebagai masyarakat lokal. Terutama tetap berpegang pada nilai-nilai budaya dan keislaman sebagai orang melayu.
"Para narasumber menyampaikan hasil penelitian mereka terhadap budaya masyarakat melayu, sehingga diharapkan dapat memunculkan Islam yang moderat, santun kepada budaya, dan tidak mudah menyalahkan orang lain," ujarnya.
Secara spesifik, diharapkan juga seminar internasional ini dapat mengajarkan mahasiswa Pascasarjana UIN, agar bisa melakukan penelitian dan karya ilmiah, dengan pendekatan Islam, dan keilmuan sosial budaya.
Misalnya, melakukan penelitian Islam dari kacamata politik, atau sosial, dan lain sebagainya.
"Jadi, tidak hanya mengacu pada fiqih, tentu ini akan memunculkan makna yang berbeda," terangnya.
Baca juga: Wali Kota Banjarbaru Jadi Pihak Terkait Sengketa Ibu Kota Kalsel, Ini Respon Pemko Banjarmasin
Baca juga: Sengketa Pemindahan Ibu Kota Kalsel, Kuasa Hukum Pemko Banjarmasin Tepis Anggapan Ada Pembangkangan