PPDB 2023

Target Siswa Baru Belum Tercapai, Ini Keringanan yang Diberikan SMPN 4 Pelaihari pada PPDB Tahun Ini

SMPN 4 Pelaihari misalnya, sementara hingga Jumat (2/6/2023) hari ini baru mendapatkan 29 orang pendaftar

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani
INILAH SMPN 4 Pelaihari yang berada di Jalan Alfatah di kawasan Matah, Kota Pelaihari. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Meski berada di wilayah kota, namun tak semua sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), mendapatkan banyak pendaftar pada musim Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun pelajaran 2023/2024 saat ini.

SMPN 4 Pelaihari yang berada di Jalan Al Fatah di kawasan Matah, Kota Pelaihari, misalnya, sementara hingga Jumat (2/6/2023) hari ini baru mendapatkan 29 orang pendaftar.

Kepala UPTD SMPN 4 Pelaihari Faridah Dewisari mengatakan jumlah tersebut belum mencapai target yang ditetapkan sebanyak 35 orang. Penetapan angka ini disesuaikan jumlah murid yang lulus tahun ini sebanyak 35 orang.

"Target kami itu paling gak sesuai jumlah siswa yang keluar sehingga tidak mempengaruhi proses pembelajaran seluruhnya. Termasuk juga penerimaan dana BOSP," ucap Faridah.

Baca juga: Disdikbud Kotabaru Tahun Ini Berlakukan PPDB Online Jenjang SD, Berlaku di Dua Kecamatan Ini

Baca juga: PPDB SMPN 2023 di Banjarbaru, Siswa Menumpuk di Sekolah Tengah Kota

Baca juga: PPDB 2023 untuk SMP di Kabupaten Tapin, Disdik Sebut Kendala Sekolah Minim Pendaftar

Jika hanya 29 siswa yang masuk, jelasnya, maka kelas di sekolahnya hanya empat rombel (rombongan belajar). Hal ini akan berpengaruh kepada guru-guru yang menerima tunjangan profesi tidak bisa memenuhi jam mengajar 24 jam per minggu.

Ia menuturkan jumlah ideal rombel ada enam sehingga semuanya aman, baik bagi guru maupun untuk penerimaan dana BOSP.

Pasalnya makin sedikit siswa maka makin sedikit pula dana BOSP yang didapat. "Sedangkan belanja pegawai untuk guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT) selama 12 bulan itu kami mengeluarkan Dana BOSP sebesar RP 62,5 juta," paparnya.

Lebih lanjut Faridah menerangkan pihaknya memberikan kemudahan pada PPDB tahun ini yakni tidak ada seleksi atau tes tertulis.
 
"Kami memberikan bantuan kepada siswa yang tidak mampu untuk masuk sekolah kami dengan membebaskan anak-anak dari keluarga tidak mampu, tidak membeli baju sasirangan dan olahraga," sebutnya.

Diterangkannya, pada PPDB tahun ini biaya perlengkapan siswa seperti baju sasirangan, kaus olahraga, topi, dasi, lambang sekolah, plus jilbab putih dan cokelat untuk putri. Nilainya Rp 445 ribu untuk putri dan laki-laki Rp 385 ribu.

"Biaya itu bukan untuk biaya pendaftaran karena pendaftaran gratis. Itu adalah biaya yang dikeluarkan oleh orangtua siswa baru untuk membeli perlengkapan siswa tersebut," tandasnya.

Lebih lanjut Faridah mengatakan tantangan yang dihadapi sekolahnya memang cukup berat karena berdekatan dengan beberapa pondok pesantren ternama di Kota Pelaihari. Salah satunya cuma berjarak sekitar 300 meter.

Sementara itu kecenderungan kalangan orangtua di Kalsel termasuk di Tala menyekolahkan anak ke pondok pesantren kian menguat Terutama sejak pandemi coronavirus diseases (covid19) pada 2019 lalu.

Apalagi, sebut Faridah, pondok pesantren banyak yang membuka pendaftaran santri baru lebih dulu. Ada yang memulai sejak Desember 2022 lalu ketika pelajar kelas 6 SD belum mengikuti ujian.

Hal itu otomatis berdampak terhadap jumlah siswa yang mendaftar di lembaga pendidikan formal seperti di SMPN 4 Pelaihari

"Harapan kami kedepannya Disdik Tala bisa memecahkan atau memberikan solusi yang terbaik untuk sekolah negeri yang dikelilingi oleh pesantren," tandas Faridah.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved