Kolom
Wafatnya Rasulullah SAW
Kita ketahui Nabi Muhammad adalah rasul terakhir bagi umat Muslim yang lahir pada tahun 570 atau Tahun Gajah. Masa kenabiannya dimulai pada usia 40 th
Oleh: KH Husin Naparin Lc MA
Ketua MUI Provinsi Kalsel
NABI Muhammad adalah rasul terakhir bagi umat Muslim yang lahir pada tahun 570 atau Tahun Gajah. Masa kenabiannya dimulai pada usia 40 tahun, ketika Nabi Muhammad didatangi oleh Malaikat Jibril dan mendapat wahyu pertamanya dari Allah.
Sejak itu, Nabi Muhammad mulai berdakwah di Mekkah, yang lanjut ke beberapa wilayah lain untuk memperkenalkan agama Islam hingga akhir hayatnya. Setelah 10 tahun hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad menunaikan ibadah haji ke Mekkah.
Setelah naik haji, Nabi Muhammad menyampaikan sebuah pidato terkenal yang disebut sebagai Khotbah Perpisahan (Khotbah Wada) di Gunung Arafah di timur Mekkah. Lewat pidato ini, Nabi Muhammad berpesan kepada pengikutnya untuk tidak mengikuti aturan adat pra-Islam tertentu. Tidak lama setelah itu, Nabi Muhammad mulai menderita sakit yang cukup parah, tepatnya pada 29 Shafar tahun 11 Hijriah.
Nabi mengalami sakit kepala dan demam tinggi selama beberapa waktu setelah pulang dari naik haji untuk pertama dan terakhirnya. Kondisi ini terus dialami Rasulullah selama kurang lebih 14 hari.
Kendati begitu, selama 11 hari berturut-turut, Nabi masih menyempatkan diri untuk mengimami salat berjemaah. Pada hari Senin, tanggal 8 Juni 632, Nabi Muhammad meninggal di rumah istrinya, Aisyah. Nabi Muhammad meninggal karena sakit, dalam usia 63 tahun, ketika posisi kepalanya sedang bertumpu pada pangkuan Aisyah.
Ketika Nabi Muhammad baru saja dinyatakan meninggal, banyak kerabat dan para sahabat yang tidak percaya. Jasad Nabi Muhammad kemudian dikebumikan di Kompleks Masjid Nabawi di Madinah, yang saat ini di bawah naungan Kubah Hijau.
Nabi Muhammad meninggal dengan memberikan beberapa peninggalan berharga, termasuk di antaranya dua petunjuk pedoman bagi umat Muslim, yaitu Al-Qur'an dan hadis. Selain itu, sebelum kematiannya, Nabi Muhammad menerima wahyu terakhir melalui Surah Al-Ma’idah ayat 3, yang berisi pesan mengenai makanan apa saja yang dilarang untuk dikonsumsi oleh umat Muslim.
Kisah Isra Miraj Nabi Muhammad di dalam surah itu, Allah meridai Islam sebagai agama Muhammad yang sempurna dan disempurnakan. Setelah Nabi Muhammad wafat pemerintahan Islam dilanjutkan oleh sahabatnya secara berturut-turut, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib sebagai Khulafaur Rasyidin.
Para Khalifah Rasyidin, sering disebut Khulafaur Rasyidin atau Rasyidin, adalah sebutan Muslim Sunni untuk empat khalifah pertama yang memimpin negara Islam pertama Kekhalifahan Rasyidin setelah kematian nabi Islam Muhammad. Mereka adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin ‘Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Abu Bakar Assidiq (632–634) terpilih sebagai Khalifah pertama dalam peristiwa Saqifah Bani Sa’idah segera setelah kematian Muhammad.
Aksesinya ditolak oleh beberapa orang sahabat Muhammad, yang paling menonjol di antara mereka adalah Ali bin Abi Thalib, yang kemudian menyerah dan menawarkan kesetiaannya. Abu Bakar memerangi kelompok murtad, dan memperluas wilayah kekhalifahan. Pemerintahannya yang singkat berakhir dengan kematiannya di tahun 634 M. Penerus Abu Bakar adalah Umar bin Khattab (634–644), yang juga seorang sahabat terkemuka Muhammad. Bersamaan dengan penaklukan Persia Sasaniyah dan dua pertiga dari Bizantium Romawi, Umar membangun struktur politik dan administrasi negara. Ia menciptakan diwan, sebuah badan ekonomi negara, ia juga menetapkan kebijakan yang memperbolehkan pembangunan kembali pemukiman Yahudi di Yerusalem. Kekhalifahannya berakhir ketika dia dibunuh oleh Abu Lu’lu’ah, Seorang budak dari persia. Sebelum kematiannya, Umar membentuk sebuah panitia yang beranggotakan enam orang untuk memilih khalifah baru setelah kematiannya, dan Utsman bin Affan (644–656) adalah yang terpilih di antara mereka. Utsman mungkin adalah khalifah paling dikenang karena berjasa dalam pengumpulan al-Qur’an dan membentuknya menjadi sebuah mushaf seperti yang dibaca saat ini. Kebijakan Utsman untuk menetapkan anggota keluarganya sebagai pejabat dan gubernur telah menimbulkan pemberontakan yang mengakibatkan dirinya terbunuh pada 656 M. Ali bin Abi Thalib (656–661), mewarisi kekacauan yang terjadi pada akhir masa kekhalifahan Utsman.
Ia termasuk dari enam orang dari anggota panita yang ditunjuk Umar dalam Pemilihan Utsman. Pada masa pemerintahannya, Ali menghadapi konflik internal yang dikenal sebagai Fitnah Pertama. Pihak ketiga, Khawarij, memutuskan untuk mengakhiri konflik dengan membunuh tiga orang yang dianggap penyebab peperangan, yaitu Ali, Mu’awiyah, dan Amr bin Ash. Dari ketiga orang tersebut, hanya Ali yang berhasil dibunuh. Putranya, Hasan, mengakhiri konflik dengan menyerahkan kekhalifahan kepada Mu’awiyah. Wallhualam. (*)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.