Berita Batola

Sawah Terancam Kekeringan, Petani di Jejangkit Muara Kabupaten Barito Kuala Siapkan Kapur

Saat kemarau sekarang, air di saluran pada persawahan di Sampurna, Kecamatan Jejangkit, Batol,a tidak dapat diharapkan karena kadar asamnya tinggi.

Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUKHTAR WAHID
ILUSTRASI - Pertanian di Jejangkit Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (13/5/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Hujan jarang terjadi. Air pun makin surut. Petani bernama Kodir di daerah transmigrasi Sampurna, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), khawatir padinya kekeringan.

Dia menanam bibit padi varietas unggul, Pertiwi. Benihnya didapat dari bantuan Pemkab Batola serta membeli dari petani lain.

“Bantuan 10 kilogram dari pemkab tidak cukup. Saya menanam hampir satu hektare,” katanya yang turun ke sawah melakukan penananam bersama istri dan ibu, Senin (26/6/2023).

Kodir berharap hujan agar tanamannya tumbuh subur. Soalnya air di parit atau saluran di dekat sawahnya tidak dapat diharapkan karena kadar asamnya tinggi. Kondisi ini dapat membuat anak padi rusak.

Tak hanya berharap hujan, Muslim, petani Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Batola, Kalsel, melakukan persiapan menghadapi kekeringan. Dia sudah menyiapkan mesin pompa air di sawahnya.

“Baru tahun ini saya yang menyiapkan pompa air. Tahun sebelumnya tidak karena ada hujannya,” ungkapnya.

Baca juga: Distan Pinjamkan Pompa, Sawah di Kabupaten Banjar Kalsel Mulai Kekeringan

Baca juga: Rumah dan Kadang Ternak di Landasan Ulin Banjarbaru Terbakar, Lima Ekor Kambing Mati Terpanggang

Mengenai bibit, Muslim membelinya dari petani lain. Jika menunggu bantuan benih padi unggul dari pemkab, tidak akan cukup waktunya untuk mengejar masa panen.

Mengantisipasi kekeringan, Muslim menanam padi varietas unggul R Madu dan Serindit. Tanamannya seluas 1,5 hektare atau 43 borongan dengan usia hampir setengah bulan.

“Sumber air dari saluran yang ada. Cuma kami terpaksa membeli kapur. Mungkin sekitar lima sak karena air di salurannya berasa cukup asam,” katanya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Batola Ghozali membenarkan Jejangkit terancam kekeringan.

Menurutnya, kecamatan itu kalau musim hujan kebanjiran, bila musim panas kekeringan. “Itu balada pertanian padi di Jejangkit,” katanya.

Baca juga: Kalsel Darurat Karhutla, BMKG Prediksi Musim Kemarau Bisa Sampai September

Baca juga: Antisipasi Karhutla, PT TBM Gelar Apel Kesiapsiagaan Pantau Titik Api hingga Radius 3 km

Ghozali mengatakan petani yang terancam kekeringan harus melakukan antisipasi agar lahannya tetap berair.

“Artinya kalau air masuk lahan, segera ditutup. Begitu juga kalau dipompa. Biasanya petani memiliki saluran cacing di lahannya,” katanya.

Mengenai bantuan benih padi unggul per petani sebanyak 10 kilogram, Ghozali mengatakan bantuan itu diberikan karena masa tanam padi di luar jadwal.

“Benih padi ringan yang cepat panen itu akan membuat produksi padi tetap stabil di luar musim tanam,” terangnya.

(Banjarmasinpost.co.id/Mukhtar Wahid)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved