Kasus Oknum Paspampres

Hotman Paris Bongkar Trauma di Kepala Para Korban Penculikan Oknum Paspampres Praka RM, Sejak Lama

Pengacara kondang Hotman Paris membongkar trauma para korban penculikan oknum Paspampres Praka Riswandi Manik, selain Imam Maskur.

Editor: Edi Nugroho
Suryamalang.com
Trauma para korban penculikan oknum Paspampres Praka Riswandi Manik, selain Imam Maskur mulai terungkap 

"Yang kita tidak mengerti, ini sepertinya praktik oknum ini sudah lama dan terbuka. Kok enggak ada pengawasan?" tutur Hotman.

Dia menduga bahwa praktik oknum TNI yang menculik, memeras, dan menganiaya korban sudah berlangsung sejak lama.

"Sudah lama, terbuka, dan di depan toko begitu bisa dijemput, digebukin, kok enggak ada pengawasan? Pasti kan dalam gaya hidup orang ini kelihatan. Dari mana duitnya? Itu yang saya selalu pertanyakan," pungkas Hotman.

Tersangka Akui Incar Toko Kosmetik

Sebelumnya, tiga anggota TNI berinisial Praka RM (RIswandi Manik), Praka HS, dan Praka Jasmuri membuat pengakuan kepada anggota DPD RI Dapil Aceh, Sudirman, atas pembunuhan pemuda bernama Imam Masykur (25).

Pengakuan tersangka yang menculik dan membunuh pemuda asal Aceh itu disampaikan saat Sudirman bertemu mereka di Rutan Polisi Militer Kodam Jaya (Pomdam Jaya) beberapa hari lalu.

Kepada Sudirman, mereka mengaku sudah beberapa kali menyasar korban yang juga memiliki latar belakang profesi seperti Imam, yakni pedagang kosmetik.

"Dalam perbincangan kami itu, mereka mengatakan sudah beberapa kali, ada yang dipaksa, diperas, seperti itu. Iya, (semua korban) pedagang kosmetik," kata Sudirman saat ditemui di Kelapa Gading Timur, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Selasa (5/9/2023).

Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Haji Uma itu menyebut motif ketiga pelaku adalah persoalan ekonomi.

"Mereka mengatakan untuk kepentingan pribadi, tapi tidak menjabarkan untuk kepentingan pribadi (yang) seperti apa," ujar Sudirman.

Sudirman menceritakan, saat ia tiba di Rutan Pomdam Jaya, ketiga tersangka telah mengenalnya.

Mereka langsung meminta maaf dan menangis di depannya.

"Begitu saya masuk, dia melihat wajah saya, karena memang ikon saya di sana (Aceh) dikenal dengan Haji Uma. 'Haji Uma', dia memanggil saya," ujar Sudirman.

"Ketika saya telepon (fasilitas di Rutan) ini, dia memanggil saya, 'Haji Uma', sebelum saya memperkenalkan diri. 'Maafkan saya', mereka menangis," lanjut Sudirman.

Dalam perbincangan tersebut, Sudirman sempat mempertanyakan mengapa mereka tega melakukan aksi keji terhadap Imam.

Sumber: Surya Malang
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved