Opini Publik
Agar P5 Tak Jadi Produk Gagal
ciri khas dari Kurikulum Merdeka adalah adanya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Tujuan penguatan karakter anak sesuai nilai pancasila
Kenyataan di lapangan tidak sedikit sekolah (guru) yang keliru menafsirkan. P5 dipelajari di kelas dengan buku teks ajar.
Siswa masih terus saja dipacu untuk mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan penerapan nilai-nilai Pancasila.
P5 tak ubahnya seperti mata pelajaran (mapel) Pendidikan Pancasila.
P5 itu kan kokurikuler. Artinya, kegiatan pembelajaran yang ditujukan untuk penguatan, pendalaman, atau pengayaan kegiatan intrakurikuler.
Lebih tepatnya untuk mengoptimalkan pembelajaran karakter. Makanya, P5 bukan seperti mapel.
Anak didik seharusnya diajak melakukan aksi nyata menyelesaikan masalah yang terjadi di lingkungannya sesuai dengan tema P5 yang dipilih.
Kemudian, dalam pemilihan tema P5 yang diangkat, sekolah terkesan cari gampangnya. Banyak sekolah yang memilih tema kewirausahaan dan kearifan lokal.
Tema yang lebih mudah dilakukan. Tidak ribet. Tema kewirausahaan, biasanya anak diajak membuat produk, misalnya makanan tradisional.
Langsung praktik, tanpa proses mengamati dari lingkungan. Sedangkan tema kearifan lokal, biasanya sekolah menampilkan tarian tradisional dari berbagai provinsi, lomba pakaian adat, dan sebagainya.
Bukan menggali kearifan lokal yang ada di masyarakat di mana sekolah itu berada.
Sebenarnya dalam pemilihan tema P5 sudah ada aturannya. Pemilihan tema ini berdasarkan tahap kesiapan satuan pendidikan, pendidik,dan peserta didik; kalender belajar nasional, atau perayaan nasional atau internasional, isu atau topik yang sedang hangat terjadi atau menjadi fokus pembahasan atau prioritas satuan pendidikan.
Kemudian, di setiap tahun ajaran, tema dapat dilakukan secara berulang jika dianggap masih relevan atau diganti dengan tema lain untuk memastikan eksplorasi terhadap seluruh tema yang tersedia (Panduan Pengembangan Proyek Profil Pelajar Pancasila, 2022).
Jadi, sekolah hendaknya dalam memilih tema P5 sesuai dengan aturan yang ada di buku panduan, bukan tema yang paling mudah untuk diterapkan.
Ini agar program P5 mampu menjembatani keberhasilan Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035. Sebab tema-tema dalam P5 dikembangkan berdasarkan isu prioritas dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035, Sustainable Development Goals, dan dokumen lain yang relevan.
Lalu, pembelajaran berbasis proyek dalam P5 itu kan ada tahapannya. Mulai dari pembentukan tim fasilitator P5, mengidentifikasi tingkat kesiapan sekolah, merancang tema dengan kesesuaian dimensi dan alokasi waktunya, menyusun modul projek, dan terakhir yaitu merancang strategi pelaporan hasil proyek.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.