Berita Banjarbaru
Mengajar di Tiga Kampus yang Berbeda, Dosen Ini Bikin Inovasi Turunkan Angka Stunting di Banjarbaru
Bintari Dwi Rahayu yang mengajar di tiga kampus yang berbeda berinovasi menurunkan angka stunting di Kota Banjarbaru.
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU -Bintari Dwi Rahayu, mengabdikan diri menjadi dosen dan mengajar di tiga kampus yang berbeda.
Pertama, perempuan yang disapa Tari ini mengajar di kampus Akbid Banua Borneo Husada, lalu Husada Borneo dan terakhir Yapkesbi.
Bahkan pengabdian dosen satu ini bukan hanya berhenti berbagi ilmu pendidikan agar bisa diteruskan dan menjadi amal serta ladang kebaikan bagi orang banyak saja.
Tapi sekaligus mempraktikkan keilmuan dan amaliahnya di lapangan.
Baca juga: Perbandingan Perilaku Gangster di Banjarmasin dengan Masa Kolonial Belanda, Dulu Dinamakan Berandal
Baca juga: Dua Budak Sabu Asal Kotabaru Ditangkap di Rumah Kontrakan, Barbuk Bong hingga Pipet Kaca
Buktinya, dia juga membuka pemeriksaan kesehatan gratis kepada ibu hamil dan balita, di sela kesibukannya menjadi dosen.
Tari juga getol dengan permasalahan pengentasan stunting.
Bahkan, sejak di PKK Banjarbaru beserta dinas kesehatan, Tari sebenarnya sudah banyak program dan inovasi untuk menekan angka stunting.
Bahkan, Tari berinovasi membuat program pembekalan terkait stunting untuk calon pengantin dengan menggandeng Kantor Urusan Agama (KUA) dan Gereja.
Melalui program itu, dia menjelaskan, para calon pengantin akan diberi pembekalan dan pengetahuan terkait stunting, asupan gizi dan tumbuh kembang anak.
Tentu, keseharian Tari cukup sibuk. Namun Tari tetap bersyukur dan sabar dalam hal berbagi ilmu.
Meski sudah berkeluarga mapan, namun rupanya, Tari mengaku masih ada cita-citanya yang belum tercapai yakni membantu dan memberikan beasiswa kepada mahasiswa atau mahasiswi yang potensial tapi tidak mampu dalam biaya.
"Saya juga berkeinginan membuka atau memberikan lowongan pekerjaan untuk tenaga kesehatan yang belum mempunyai pekerjaan," ucap Tari, Sabtu (28/10/2023).
Selain itu, dia juga ke depan berkeinginan memberikan pendidikan hingga rumah sakit gratis bagi yang membutuhkan.
Baca juga: Satresnarkoba Polres Tapin Beluk Pengedar Sabu Dibekuk di Pinggir Jalan, Dikemas dalam Plastik
 
Tari, punya cita cita semulia itu, karena ia sadar semula terlahir dari keluarga biasa saja.
Dosen yang lahir di Panjalu, Ciamis, Jawa Barat 38 tahun silamdibesarkan oleh keluarga sederhana, Tari tumbuh jadi perempuan yang cerdas.
Tari mengenyam pendidikan sejak sekolah dasar hingga SMA di Kota Ciamis. Kemudian ia meneruskan pendidikannya dengan berkuliah di Stikes Muhammadiyah Ciamis. Lulus Diploma III Kebidanan.
Seolah, tidak kenyang dengan ilmu yang didapat, Tari melanjutkan kuliahnya di Universitas Indonesia Maju untuk mencapai Sarjana Kebidanan pada 2009 silam.
Sebelum ke Kalimantan Selatan, Tari sempat bekerja di Jakarta sembari kuliah S2 Kebidanan di Stikes Dharma Husada.
Bertemu sang kekasih di Jakarta, hingga akhirnya ke pelaminan. Kemudian Tari ikut suami, Boma Wedhayanto Purnomo, S.E., S.I.K., ke Kalimantan Selatan dinas di Polda Kalsel.
"Dari SD sampai kuliah tinggal di Ciamis dengan orang tua, kemudian kerja dan punya suami lalu ikut ke Kalimantan," tutur Tari. (Banjarmasipost/Nurholis Huda).
| Penerbangan Kalsel Langsung ke Arab Saudi Bakal Dibuka, Travel Sambut Positif |   | 
|---|
| Miliki Sabu Polisi Ringkus Sopir Warga Landasan Ulin Banjarbaru, Sebut Agar Tak Mengantuk di Jalan |   | 
|---|
| Lomba Bangun Rumah Mini Delapan Jam, Tim dari HST Raih Juara Pertama Tingkat Kalsel |   | 
|---|
| Beton Bundaran Palam Hancur Disenggol Truk Gandeng, Disperkim Banjarbaru Tunggu Itikad Baik Sopir |   | 
|---|
| Diseruduk Truk di U Turn Jalan Karangrejo Banjarbaru, Minibus Biru Rengsek |   | 
|---|
 
												

 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.