Opini

Mengunggah Jiwa Kepemimpinan Melayani

PEMILIHAN Umum (Pemilu) serentak semakin dekat. Melalui Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 3 Tahun 2022

Editor: Edi Nugroho
Dokumentasi Banjarmasinpost.co.id
Dr Muhammad Riyandi Firdaus Dosen STIA Tabalong dan Peneliti Muda Lembaga Kajian Politik dan Pembangunan Daerah (IRDePos) Kalsel 

Oleh: Dr Muhammad Riyandi Firdaus
Dosen STIA Tabalong dan Peneliti Muda Lembaga Kajian Politik dan Pembangunan Daerah (IRDePos) Kalsel

PEMILIHAN Umum (Pemilu) serentak semakin dekat. Melalui Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024 telah ditetapkan bahwa pemilu akan diselenggarakan pada tanggal 14 Februari 2024 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah baik tingkat Provinsi, Kota maupun Kabupaten serta yang paling penting adalah pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029.

Dapat kita saksikan bersama dinamika politik hari ini, seluruh lapisan masyarakat mulai dari elite sampai grassroots telah disuguhkan oleh 3 (tiga) pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) terbaik dari yang terbaik pilihan dari koalisi partai politik atas dasar pertimbangan dan harapan dari mendengar, menyerap serta deliberatif atas aspirasi seluruh masyarakat dan kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal ini tentu harus dimaknai sebagai upaya bersama dalam membangun transformasi negara untuk lebih maju, lebih berdaulat dan lebih menemukan “jati diri” sebagai sebuah negara kesatuan.

Thomas Carlyle mengungkap gagasan besarnya tentang The Great Man Theory bahwa seorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang memiliki ciri-ciri yang istimewa yang mencakup kharisma, kecerdasan, kebijaksanaan dan dapat menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk membuat berbagai keputusan yang memberi dampak besar bagi sejarah manusia.

Baca juga: Dinamika Jelang DCT

Baca juga: Stok Padi Petani Sungailimau Pulau Laut Timur Kotabaru Menipis, Dampak Kemarau Panjang

Artinya, seorang pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi terlahir oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya dan ditakdirkan lahir menjadi seorang pemimpin dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun.

Jika dikaitkan dalam konteks realitas dan fakta di lapangan, pertanyaannya adalah sudahkah para pasangan Capres dan Cawapres memiliki ciri-ciri sebagai Pemimpin Besar sebagaimana Thomas Carlyle ungkapkan? jawabannya dapat ditemukan dari cara pandang masyarakat dari perilaku dan performance para pasangan calon dalam menuangkan ide-ide dan gagasan untuk kebermanfaatan bersama serta tidak menutup kemungkinan juga berasal dari janji-janji yang ditawarkan oleh masing-masing calon

Kejernihan dalam memilih Pemimpin Bangsa sangat penting dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat, terlebih ketika seringkali isu-isu negatif sangat gencar beredar yang menerpa setiap pasangan Capres dan Cawapres khususnya di media sosial.

Jika isu-isu demikian tidak dikontrol dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan terjadi nonpartisipasi publik dalam pemilihan umum. Masyarakat harus bijak dalam menanggapi isu-isu yang dapat melemahkan masing-masing pasangan calon untuk peningkatan kualitas dan kedewasaan berdemokrasi.

Permasalahan bangsa ini tentu masih banyak dirasakan mulai dari penegakan hukum, penguatan sosial dan budaya masyarakat, pemerataan pendidikan, kesempatan peluang kerja, kesenjangan ekonomi dan lain sebagainya.

Namun hal ini harus dimaknai sebagai “cara bersama” yang tidak mungkin dibebankan hanya pada seorang Pemimpin, sehingga keterlibatan publik secara umum sangat penting.

Baca juga: Wisata Kalsel - Event Ruai Rindi Meratus Turut Gerakkan Perekonomian Masyarakat Piani Tapin

Cerminan Kebijakan

Tentu tidak mudah dan masih banyak “PR” untuk memimpin sebuah bangsa dan negara yang besar. Kualitas pemimpin dapat tercermin dari kebijakan-kebijakan maupun program-program yang dilahir dan luncurkan sebagai “Visi Besar” dalam menjaga kepentingan negara.

Hasil pemilu sejatinya akan menentukan bagaimana pemimpin terpilih nanti dapat merepresentasikan kepentingan publik dalam sebuah kebijakan yang akan dijalankan.

Namun yang paling penting adalah optimisme publik akan kemajuan itu pasti diraih dan tercapai melalui para pemimpin yang ditugaskan dan amanah dalam menjaga keseimbangan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved