Berita HSS

Sajikan Aneka Kue dan Lauk Selama Ramadan, Ini Daya Tarik Pasar Ulin Kecamatan Simpur HSS

iap kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki Pasar Ramadan.Meski tak difasilitasi pemerintah, namun Pasar Ramadan secara otomatis eksis.

Penulis: Hanani | Editor: Edi Nugroho
(banjarmasinpost.co.id/Hanani)
Suasana di Pasar Ulin Kecamatan Simpur, Hulu Sungai Selatan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN- Tiap kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki Pasar Ramadan.

Meski tak difasilitasi pemerintah, namun Pasar Ramadan secara otomatis eksis tiap puasa Ramadan.

Salah satu pasar Ramadan di Kecamatan tersebut, adalah Pasar Ulin, di Desa Wasah Hulu, Kecamatan Simpur.

Berjarak sekitar 8,4 kilometer dari Kandangan, ibukota Kabupaten, pasar ini terletak di pinggir jalan. Pasarnya sendiri tak terlalu luas.

Baca juga: Bawaslu Batola Siap Awasi Proses Rekrutmen PPK dan PPS Pilkada Serentak

Baca juga: Korupsi Proyek Bilik Toilet, Mantan Kades Astambul Kota Kabupaten Banjar Divonis Lebih Tinggi

Namun, pedagangnya cukup padat. Jika hari biasa di luar Ramadan hanya menjual ikan, ayam, sayuran dan sembako, pada bulan Ramadan, didominasi pedagang yang menjual menu berbuka puasa.

Ada lauk seperti ikan, ayam, daging, hingga sayur tradisional. Seperti sayur tiwadak, sayur keladi, sayur bening, sayur nangka,humbut, rebung serta berbagai sayuran lainnya yang dimasak dengan santan.

Sedangkan untuk kue, didominasi kue basah. Sepertiparantatak, kararaban, bingka, putri salat, sarimuka ketan, tapai dan bayak lagi jenis kue basah (kue yang dimasak dengan cara dikukus) lainnya.


Ada pula yang menjual jenis jajanan tertentu yang hanya tersedia tiap hari selama Ramadan, yaitu puracit, atau putu mayang dan patah.

“Di luar Ramadan, tidak ada pedagang yang menjual jjaran ini di pasar ulin,”kata Nita, pedagang setempat.

Pedagang di Pasar Ulin mulai berjualan sejak pukul 10.00 wita, sampai pukul 14.00 wita. Lewat dari waktu tersebut, pedagang sudah bubar, karena banyak makanan yang sudah terjual.

Namun, sebagian masih ada juga yang bertahan, menghabiskan sisa yang belum terjual. Menurut Nita, beberapa tahun lalu mulai buka pukul 14.00 wita.

Namun, karena pedagangnya juga berpuasa, sehingga rama-ramai berjualan lebih awal, agar bisa pulang lebih cepat dan bisa menyiapkan makanan untuk berbuka puasa keluarga mereka.
“Itu alasan pedagang di sini bukanya masih pagi,”ungka Nita.

Untuk harga makanan di pasar kecamatan itu, relative lebih murah ketimbang di Pasar Kandangan.

Satu potong kue dikisaran Rp 5.000 hingga 10 ribu per porsi atau per potong. Seperti patah, yang disantap bersama kuah santan, dijual Rp 5000 per porsi dan putu mayang atau puracit, Rp 7.000 per 10 buah, plus kuah sarikaya Rp 5000 menjadi Rp 12.000 per porsi.

Marlina, warga Kandangan mengatakan, sering mengujungi pasar-pasar di kecamatan. Selain harga lebih murah, juga masing-masing punya masakan khas.

‘Seperti di Pasar Ulin ini, saya suka puracit dan patahnya,”katanya. (banjarmasinpost.co.id/Hanani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved