MBG Lansia dan Difabel
Lansia dan Difabel Juga Bakal Diberi Makan Gratis, Begini Respons Kakek 70 Tahun Warga Banjarbaru
Kemensos RI merencanakan memperluas program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi lansia dan difabel
BANJARMASINPOST.CO.ID - Rencana Kementerian Sosial untuk memperluas program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi warga lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas mulai 2026 menuai beragam tanggapan di Kalimantan Selatan.
Seorang lansia di Kota Banjarbaru, Fahri mengaku senang mendengar wacana tersebut. Di usianya yang genap 70 tahun, Fahri mengaku sudah tidak sanggup lagi bekerja. Selama ini berharap keringanan hati orang untuk sekadar makan sehari-hari.
“Selama ini makan di jalan dikasih orang. Bagus saja kalau ada itu, seperti anak sekolahan sekarang,” ujar warga yang hidup sebatang kara di kawasan Loktabat Utara ini.
Jika program itu benar-benar teralisasi, ia berharap jenis dan porsi makanan yang disalurkan bisa disesuaikan dengan selera orang tua dan tidak disamakan dengan menu anak-anak.
“Kalau orang Banjar seperti saya sukanya ikan misalnya Haruan, kalau ayam kurang suka,” ujarnya.
Baca juga: Ombudsman Ingatkan Pemerintah Soal Akurasi Data, Jelang Perluasan Program MBG Lansia dan Disabilitas
Rahman, penyandang disabilitas penglihatan, yang juga pengajar di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 3 Martapura Kabupaten Banjar, juga menilai rencana tersebut merupakan langkah baik. Namun dia menyarankan perlu dirancang lebih spesifik agar benar-benar menjawab kebutuhan kalangan difabel.
“Pemerintah seharusnya lebih dulu mendata kebutuhan disabilitas. Apa yang mereka perlukan, baru kemudian disesuaikan bentuk bantuannya,” ujar Rahman, Sabtu (8/11).
Menurut Rahman, penyandang disabilitas memiliki kebutuhan yang beragam tergantung kondisi dan aktivitasnya.
Ia mencontohkan sebagian difabel aktif bekerja dan membutuhkan dukungan berupa subsidi transportasi atau insentif mobilitas, bukan sekadar paket makanan.
Sedang Ribka Fitriani (40), warga Jalan HKSN Banjarmasin, yang juga orangtua anak penyandang autisme, menyebut wacana tersebut sebagai langkah positif.
Hal tersebut karena difabel dan lansia merupakan golongan yang rentan secara ekonomi dan kesehatan.
Namun, ia menilai pelaksanaannya perlu dirancang lebih sensitif berkaitan kebutuhan masing-masing kelompok.
Menurutnya, anak-anak disabilitas sering punya kebutuhan gizi yang spesifik, bahkan ada yang kesulitan makan karena kondisi tertentu.
“Jadi program MBG bisa membantu memastikan mereka tetap mendapat nutrisi optimal,” katanya.
Ribka menilai, pemberian MBG tak hanya berperan memenuhi kebutuhan dasar, tapi juga bisa meringankan beban keluarga yang selama ini harus mengalokasikan biaya besar untuk terapi dan pengobatan anak difabel.
Makan Bergizi Gratis (MBG)
kakek 70 tahun
lanjut usia (lansia)
warga Banjarbaru
Banjarmasinpost.co.id
Eksklusif
| Pengeroyokan di Kedai Ramen di Banjarbaru Berujung ke Polisi, Dua Sekawan Ditangkap |
|
|---|
| Dinkes Catat 28.657 Warga Banjarbaru Telah Lakukan CKG di 10 Puskesmas Banjarbaru |
|
|---|
| Siaga Ancaman Bencana Hidrometereologi, Pemprov Kalsel Lakukan Mitigasi |
|
|---|
| Tinju Rekan Kerja, Dua Pemuda di Banjarbaru Diamankan Polisi, Begini Kronologisnya |
|
|---|
| Efisiensi Ancam Distribusi Obat ke Kabupaten Kota Terhambat, Begini Curhat Kadinkes Kalsel |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Murid-di-SDN-2-Semayap-menyantap-menu-MBG.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.