Berita Kalsel
Puteri Desa Warukin Tabalong Jadi Puteri Kebudayaan Indonesia, Jela Perkenalkan Tari Dayak di Bali
Prestasi ditorehkan oleh Jela Pediyani, gadis dari Desa Warukin Kabupaten Tabalong yang menjadi Runner Up 3 Puteri Kebudayaan Indonesia 2025
Penulis: Kristin Juli Saputri | Editor: Irfani Rahman
BANJARMASINPOST.CO.ID- Aura bahagia terpancar dari wajah Runner Up 3 Puteri Kebudayaan Indonesia 2025, Jela Pediyani.
Malam itu, Sabtu 1 November 2025, ketika penganugerahan Putera Puteri Kebudayaan Indonesia 2025 digelar di Bali, Jela tampil anggun berbalutkan kebaya biru yang menjuntai ke lantai panggung.
Rok batik cokelat dengan belahan setinggi lutut menambah keestetikan penampilan Jela saat itu. Apalagi ketika rambut panjangnya dipasangi mahkota kemenangan, penampilannya menjadi kian sempurna dipandang mata.
Dia perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan lebih tepatnya dari Desa Warukin, Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong.
Baca juga: Buruh Kotabaru Tuntut UMK Rp3,9 Juta, Kadin Kalsel Dukung UMP Pertimbangkan Inflasi
Baca juga: Lisa Halaby Turunkan Inspektorat, Selidiki Dugaan Penyelewengan Rp2,6 M di Dinkes Banjarbaru
Mengenal lebih dalam sosok Jela, Wakil Diyah Tanjung 2023 ini merupakan mahasiswa semester 7 urusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (JPOK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Setelah mengikuti karantina selama tiga hari sejak 30 Oktober - 1 November 2025 di Hotel & Suites Vouk, Nusa Dua, Bali, akhirnya hasil berpihak kepada anak sulung dari tiga bersaudara itu. Di usianya yang ke-22 tahun, Jela menorehkan prestasi di kancah nasional sebagai 3rd Runner Up Puteri Kebudayaan Indonesia.
“Awal mula terpilih menjadi perwakilan Kalsel 2 pada ajang ini, saya menjadi Wakil Diyang Tanjung 2023. Putera Puteri Kebudayaan Indonesia 2025 memberikan kesempatan saya untuk memperkenalkan dan membawa budaya khas Kalimantan Selatan ke jenjang nasional,“ katanya kepada BPost, Minggu (16/11).
Persiapan demi persiapan dilakukan jauh-jauh hari untuk mendapatkan hasil maksimal. Jela mengatakan dalam hal ini dibantu oleh Bidang Kebudayaan Kabupaten Tabalong.
“Mulai dari pembuatan video profil advokasi, video tradisional kostum, pemotretan, dan pembekalan materi untuk menuju Pemilihan Putera Puteri Kebudyaan Indonesia, “ paparnya.
Lebih dari itu, Jela juga melakukan persiapan sendiri seperti meningkatkan rasa percaya diri sebagai bekal menghadapi para finalis. Jela tidak memungkiri sempat merasakan keraguan dalam diri saat bertanding. “Saya sempat merasakan keraguan diri dan khawatir akan hasil yang akan saya dapatkan namun berkat dari dorongan sekitar saya seperti keluarga, teman, dan pembina saya kemudian tumbuh rasa berani dan yakin dalam ajang ini. Juga dari pihak kampus selalu memberikan dukungan kepada setiap mahasiswanya jika ingin mencapai prestasi di bidang kompetennya masing-masing, “ jelasnya.
Diungkapkan Jela, pada hari pertama karantina, 30 Oktober, rangkaian acara dimulai dengan registrasi, orientasi Yayasan Putera Pueri Kebudayaan. Dilanjutkan presentasi kebudyaan. Jela membawa Advokasi #BASANTARA (Bangga Berbahasa Nusantara) dan menjadi Top 3 Best Advocacy..
Setelah itu ke acara makan malam mengenakan baju Baju Adat Khas Daerah dan pertunjukan Top 5 Best Talent. Jela menjadi salah satu dari Top 5 Best Talent yang membawakan Tarian Dadas dari Dayak Manyaan. Terakhir, tukar menukar cendera mata dari khas daerah masing-masing dengan finalis lainnya.
Hari kedua dilaksanakan wawancara mendalam dan pengecekan latar belakang peserta. Kemudian mengunjungi Istana Mancawarna Soekarno Center di Tampak Siring, Gianyar Bali dan mengikuti makan malam di Pantai Jimbaran.
Hari ketiga yang dinanti yaitu penganugrahan gelar pemenang. Acara diawali dengan Opening Dance and Number. Pengumuman Top 10 dan dilanjutkan pidato.
“Saya membawakan speech yang bersangkutan dengan advokasi saya #BASANTARA di lanjut pengumuman Top 6 dan Puji Tuhan saya berhasil masuk lagi hingga terpilihnya saya sebagai 3rd Runner Up Puteri Kebudayaan Indonesia 2025, “ ungkapnya.
Baginya, ini menjadi pengalaman hidup yang luar biasa bisa berdiri di panggung Puteri Kebudayaan Indonesia bahkan menyabet gelar pemenang Runner Up 3 Puteri Kebudayaan Indonesia 2025. Ia tidak hanya bersaing dengan satu peserta saja namun dari setiap perwakilan provinsi yang ada di Tanah Air.
Yayasan Putera Puteri Kebudayaan Indonesia bukan hanya tempat eksistensi melainkan untuk bertumbuh dan berkembang bersama, tempat untuk saling mengemukakan pendapat dalam melestarikan Kebudayaan Indonesia.
Saat ini selain sibuk berkuliah di kampus, Jela juga sedang dalam kesibukan lain Asistensi Mengajar yang berasal dari Desa Warukin, Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong. Perempuan itu juga punya kegiatan sampingan sebagai freelance crew WO dan mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi.
Ke depan Jela ingin mengejak generasi muda untuk mencintai kebudayaan hingga melestarikan dan mengembangkannya yang dimulai dari diri sendiri yaitu berbudaya dengan apa yang dia pakai, dia tunjukan, dan dia bagikan tentang Kebudayaan Indonesia sehingga menjadi contoh dan inspirasi yang baik. (kristin juli saputri)
| Inspektorat Kalsel Ingatkan ASN Soal Praktik Gratifikasi : Tolak atau Laporkan |
|
|---|
| Serapan Baru 43 Persen, Potensi SILPA APBD Kalsel 2025 Capai Rp1,2 T |
|
|---|
| Datu Kelampayan Belum Masuk Pahlawan Nasional, Dinsos Kalsel Beri Penjelasan |
|
|---|
| Komite II DPD RI Dorong Bulog Segera Salurkan 4.800 Ton Sisa Stok Beras di Gudang Bulog Kalsel |
|
|---|
| Kisruh Tapal Batas HST-Kotabaru, Masyarakat Adat Mengaku Tidak Dilibatkan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Jela-Pediyani-membawa-tropi-Runner-Up-3-Puteri-Kebudayaan-Indonesia-2025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.