Berita Banjarbaru

Bidan Sarah Sering Terima Panggilan Tengah Malam hingga Lakukan 3.081 Persalinan

Adalah Siti Sarah Citra Hati, bidan swasta yang sejak tahun 2009 memutuskan membuka klinik bersalin 24 jam bernama Adya Mysha, bantu masyarakat

Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Irfani Rahman
Banjarmasinpost.co.id/Rifqi Soelaiman
BERI PENDAMPINGAN- Bidan Sarah mendampingi pasangan muda dalam konsultasi kehamilan, langkah pertama dari perjalanan panjang 1000 hari pertama kehidupan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Di sebuah ruang konsultasi sederhana di kawasan Jalan Karang Anyar 1, Komplek Al Habayi, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan seorang bidan berjilbab ungu tampak duduk berhadapan dengan sepasang suami istri muda. 

Di meja kerjanya, tercatat rapi lembaran catatan antenatal, booklet edukasi ibu hamil, dan sebuah stempel kecil yang hampir menemani hari-harinya dalam memandu ibu hamil sejak 16 tahun lalu. Tangannya cekatan mencatat, matanya penuh perhatian, suaranya lembut namun tegas.

Ia adalah Siti Sarah Citra Hati, bidan swasta yang sejak tahun 2009 memutuskan membuka klinik bersalin 24 jam bernama Adya Mysha, saat belum ada satu pun layanan serupa berada di Banjarbaru.

“Waktu itu belum ada bidan praktek swasta yang buka full 24 jam,” ujar wanita 40 tahun ini, Kamis (18/11/2025). 

Sarah mengaku ingin menjadi pionir yang membuka klinik bersalin selama 24 jam. “Masyarakat butuh layanan yang siap kapan saja, karena persalinan kan tidak mengenal waktu,” jelasnya tegas. 

Baca juga: BREAKING NEWS- Reka Ulang Pembunuhan Bidan di Kelayan Banjarmasin, Saksi: Pelaku Serang Mama Saya

Keputusan itu ia ambil ketika usianya masih belia, tahun yang sama ketika pertama kali perantau asal Sukabumi, Jawa Barat itu menjajakkan diri di Bumi Lambung Mangkurat. Tantangannya jelas, beradaptasi dengan lingkungan baru dan membangun kepercayaan masyarakat dari nol. Tapi ia tetap melangkah.

Sejak hari pertama membuka pintu kliniknya, Sarah sadar bahwa hidupnya tak lagi berjalan seperti orang kebanyakan. Tidurnya tak pernah normal, sering terpotong oleh panggilan mendadak. Kadang ia baru memejamkan mata ketika seorang ibu hamil mengetuk pintu mencari pertolongan.

Namun bagi Sarah, semua itu bukan beban.

“Tidur saya tidak seperti orang lain, tapi hati ikhlas. Bahagia rasanya membantu orang, meski tengah malam. Alhamdulillah saya selalu sehat,” ujar lulusan Universitas Sari Mulia ini.

Hingga tahun 2025, ia telah membantu 3.081 persalinan normal. Setiap proses memiliki cerita sendiri, karakter yang berbeda, latar sosial yang beragam. Semuanya ia dampingi dengan pendekatan yang ia sebut positive childbirth, proses lahir yang minim trauma, penuh kenyamanan dan pemahaman.

Tak hanya klinik bersalin saja, Sarah juga membuka Sanggar Senam Hamil Buah Hati, yang di dalamnya ada kelas persiapan persalinan untuk pasangan (couple class). Ruangan studio itu dipenuhi matras, gym ball, dan gerakan pendampingan yang dipraktikkan para suami muda kepada istrinya. 

Sarah mengajarkan teknik rebozo, endorphine massage, hingga hypnobirthing. Semua dibuat untuk membangun pengalaman melahirkan yang manusiawi dan penuh kasih.

Baginya, mengawal 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) adalah panggilan terbesar. Dari para ibu yang baru menunjukkan dua garis merah, hingga bayi-bayi yang tumbuh menjadi balita berusia dua tahun.

“Periode ini krusial untuk masa depan generasi. Saya merasa terpanggil menjaga fase ini dengan hati-hati dan teliti,” katanya.

Dari 1000 HPK itulah, ibu tiga anak ini menemui kisah-kisah paling menyentuh. Salah satunya ketika ia mendampingi ibu hamil dan bersalin yang masih berusia 12 hingga 17 tahun.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved