BPost Cetak
Mahasiswi Politala Sulap Mi Instan Jadi Pakan Ternak, Hasilnya Burung Puyuh Bertelur Setiap Hari
Rika Safitri Politala mengubah limbah perikanan yang banyak terbuang di Pantai Batakan dan mencampurnya dengan limbah mie instan menjadi pakan ternak
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo BANJARMASINPOST.CO.ID - Di sepanjang Pantai Batakan Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanahlaut (Tala) cukup banyak limbah perikanan seperti udang, kepiting dan cumi berserakan.
Hal ini mengusik hati Rika Safitri, mahasiswi Prodi Agroindustri Politeknik Negeri Tanahlaut (Politala).
Dia pun berpikir bagaimana supaya limbah itu bermanfaat.
Beberapa waktu kemudian muncul ide di benaknya untuk mengolah limbah itu menjadi pakan ternak.
• VIDEO Politala Bikin Pakan Ternak dari Limbah Perikanan dan Mi Instan
• Direkrut Perusahaan Sapi Terbesar di Kalsel, Alumni Politala Jadi Mandor
• Mahasiswa Politala Sukses Bikin Mesin Pencetak Pelet Ikan, Segini Kapasitas Produksinya
Bersama dua temannya, Rida dan Halimah, ia lalu mengumpulkan limbah perikanan di pesisir pantai Batakan untuk dijadikan bahan utama pembuatan pakan ternak.
Ketiga mahasiswi semester enam tersebut kemudian konsultasi kepada dosen pembimbing tugas akhir, Anton Kuswoyo.
Sang dosen mengarahkan agar limbah tersebut diolah menjadi pakan ayam broiler, pakan burung puyuh, dan pakan lele.
Pada saat bersamaan, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PRKPLH) Tala juga meminta Prodi Agroindustri Politala untuk mengolah limbah mi instan menjadi pakan ternak. Itu adalah limbah dari sebuah pabrik di Tala.
“Yang membedakan ketiga pakan tersebut adalah bahan campurannya. Bahan utamanya sama yakni limbah perikanan dan limbah mi instan,” ucap Rida, Minggu (14/6).
Dikatakannya, pakan ternak dibuat dengan perbandingan komposisi tertentu untuk diuji coba pada ternak secara langsung.
Uji coba menunjukkan fakta yang menggembirakan. Sebanyak 90-95 persen burung puyuh yang diperlihara Rida menghasilkan telur setiap harinya.
“Hasil ini sama jika burung puyuh diberi pakan buatan pabrik,” beber Rida.
Begitu pula uji coba pada ayam broiler dan ikan lele.
Namun lantaran saat ini ada wabah Covid-19, pakan hasil olahan tersebut belum bisa dilakukan uji laboratorium. Ini karena uji lab harus dilakukan di Kota Banjarbaru.
“Mahasiswi kami terkendala karena lab yang ada di Banjarbaru belum bisa menerima sampel di selama masih ada wabah Covid-19,” kata Anton.
