Berita Tapin

Ancaman Krisis Air di Kabupaten Tapin, Warga Bitahan Harapkan Sumur Bor

Warga di Jalan By Pass, Bitahan, Kecamatan Lok Paikat, Tapin, Kalsel, mengandalkan air sumur tua sebagai sumber air utama untuk konsumsi. 

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUHAMMAD TABRI
Dua jeriken berisi air bersih untuk konsumsi di rumah warga Desa Bitahan Baru, Kecamatan Lok Paikat, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (5/8/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Memasuki puncak cuaca panas dan berpotensi kemarau, sejumlah warga di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel), waswas. 

Seperti yang diungkapkan Sartini, warga Kelurahan Bitahan, Kecamatan Lok Paikat, dirinya  berharap kemarau tidak berlangsung lama hingga menyulitkannya mendapatkan air. 

Selama ini, ia dan beberapa warga di Jalan By Pass hanya mengandalkan air sumur tua sebagai sumber air utama untuk konsumsi. 

Baca juga: Warga Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Keluhkan Kualitas Pelayanan PTAM Intan Banjar

Baca juga: Warga Bawa Air Keruh dan Ancam Setop Berlangganan, Dirut PTAM Intan Banjar: Lapor yang Mau Berhenti

"Kalau keperluan mandi dan mencuci, kami pakai air sungai saja, karena tidak memasang pengairan PDAM," ungkapnya saat ditemui, Sabtu (5/8/2023) sore. 

Dituturkan Sartini, ia dan beberapa warga enggan memasang aliran air PDAM karena takut tidak bisa membayar. 

Terlebih lagi, ekonomi keluarganya sebagai petani dan penyadap karet terbilang pas-pasan. 

Baca juga: Isu Jadi Pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 Terus Kencang, Begini Tanggapan Sandiaga Uno

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Pertemuan Sandiaga Uno dengan Mantan Gubernur Kalsel Rudy Ariffin di Banjarbaru

Guna keperluan memasak, Sartini dan anaknya harus menimba di sumur yang berjarak sekitar 300 meter dan mengangkutnya dengan derigen dan sepeda pancal. 

"Biasanya dua hingga tiga hari ngangkut lagi, karena sudah habis," ungkapnya. 

Senada dengan Sartini, Santi yang tinggal saling bertetangga juga khawatir jika musim panas berlangsung lama hingga berdampak pada Krisis Air Bersih. 

Baca juga: Ketua DPRD Kotabaru Sebut Konflik Nelayan Lokal dan Luar Masih Terjadi, Perlu Sinergi Forkompinda

Baca juga: Happy Asmara Batal Datang ke Kalsel Pekan Ini, Live TikTok Kala Konser Pantai Takisung Tala Ditunda

Pasalnya air sungai yang mereka pakai untuk mandi dan mencuci semakin surut,warna air pun terbilang keruh hingga harus ditawas dan diendapkan. 

"Kalau nantinya sungai dan sumur kering, kita terpaksa minta air dengan tetangga yang pakai PDAM, itu juga kita berinisiatif harus membayar," tutur Santi.

Dirinya berharap adanya layanan atau fasilitas sumur bor pompa gratis, sehingga bisa sedikit mengatasi pasokan air yang puluhan tahun mereka alami.

Baca juga: Puluhan Hektar Lahan Terbakar di Tanah Bumbu, Kepala BPBD: Waspadai Jika Dedaunan Kering

Baca juga: Hajar 2 Orang di Tempat Kerja, Pelaku Kabur dalam Pencarian Polsek Kelumpang Utara Kotabaru

Sementara itu, antisipasi kekeringan juga dilakukan warga di Desa Pualam Sari, Kecamatan Binuang. 

Disampaikan Kepala Desa setempat, Mariyatul, baru-baru tadi warga bergotong-royong untuk memindahkan jalur pina pengairan ke sumber air yang lebih besar. 

Tujuannya agar distribusi air bisa tetap lancar kepada masyarakat yang memerlukan. 

Baca juga: Tak Sampai Dua Minggu, Tiga Kecelakaan Maut Terjadi di Tanah Bumbu

Baca juga: Truk Adu Banteng di Pulau Salak Kabupaten Tanbu Kalsel, Satu Korban Dilarikan ke Klinik Kesehatan

Baca juga: Truk Tangki Adu Banteng di Pulau Salak Kabupaten Tanah Bumbu Kalsel, Sopir Terjepit di Kabin

"Memang ada pemindahan dan pembersihan pipanisasi, supaya aliran air tetap normal," ujar Mariyatul. 

Ia pun mengatakan, untuk kondisi saat ini pasokan air masih aman, pun jika terjadi cuaca panas yang berkelanjutan diprediksi pasokan air masih cukup. 

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved