Berita Viral

Siswa SMP Terancam Buta dan Lumpuh Gara-gara Dibully Sejak Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah

Seorang siswa SMP di Tangerang Selatan, Banten, terancam buta dan tubuhnya lumpuh sebagian akhir bullying yang dialami sejak MPLS

|
freepik
BULLYING - Ilustrasi anak korban bullying di sekolah. Terkini dialami siswa SMP di Tangerang Selatan, Banten. Dia terancam buta dan lumpuh. 

Setelah didesak lebih lanjut, MH mengaku bahwa dirinya bukan dijedotkan, melainkan dipukul menggunakan kursi besi.

“Saya mikir, kok dijedotin tapi ada di tengah ubun-ubun gitu. Terus dia bilang, ‘bukan dijedotin mah tapi dipukul pakai bangku’, bangku yang kursi sekolah besi itu,” ujar Y.


Penglihatan Terganggu, Badan Melemah 

Tak lama setelah itu, kondisi MH terus menurun. Menurut keterangan kakak sepupu, RF (29), penglihatan MH mulai kabur dan sebagian tubuhnya melemah.

 “Dari tanggal 21 Oktober matanya mulai agak rabun. Dari kepala lari ke mata. Badan juga sudah agak lumpuh gitu,” ujar RF. 

Dia mengatakan, meski MH masih bisa sadar, kondisinya sangat lemah dan kondisi matanya masih terlihat seperti orang linglung.

Keluarga pun segera membawa MH ke Rumah Sakit Columbia BSD. Namun karena keterbatasan alat, ia akhirnya dirujuk ke RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan.

“Saat ini di rawat di Rumah Sakit Fatmawati, sudah dari semalam,” tambah RF.

Hingga kini, MH masih dirawat intensif dalam kondisi lemah dan belum sepenuhnya sadar.

Sempat Dilakukan Mediasi 

Pihak keluarga menyebut sudah ada mediasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak, yakni keluarga korban dengan keluarga terduga pelaku pada 22 Oktober 2025. 

Dalam mediasi itu, keluarga terduga pelaku disebut berkomitmen untuk menanggung biaya pengobatan korban hingga sembuh. 

Bahkan kesepakatan itu juga dituangkan dalam bentuk surat pernyataan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

 "Tertuang di surat pernyataan, orangtua pelaku menyanggupi biaya pengobatan. Di situ (surat pernyataan) tertulis untuk mata dan kepala, sudah dong selesai," kata Kepala Sekolah SMP Negeri tersebut, Frida Tesalonik.

Namun, pihak keluarga korban merasa kesepakatan itu tak dijalankan sepenuhnya. Keluarga terduga pelaku disebut lepas tanggung jawab saat korban dipindah ke RSUP Fatmawati. 

“Awalnya pihak pelaku mau tanggung jawab penuh. Tapi waktu korban dibawa ke Fatmawati, keluarga pelaku malah lepas tangan, sampai nyuruh orangtua korban cari pinjaman uang sendiri,” kata RF. 

Keluarga korban kemudian kembali melapor ke pihak sekolah, namun justru diarahkan untuk membuat laporan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel.

“Kemarin LBH saya nyamperin ke sekolah tapi malah disuruh menyerahkan ke pihak dindik. Disuruh lapor ke sana,” jelas RF.

Kini, keluarga MH hanya berharap agar kondisi korban segera membaik dan kasus ini mendapat perhatian serius dari pihak berwenang. “Yang kami inginkan sekarang cuma kesembuhan adik saya. Itu saja,” kata RF.
(kompas.com)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved