Fikrah

Insya Allah

kita sangat salut kepada mereka yang dalam berbagai kesempatan pidato dengan mengucapkan insya Allah

Editor: Irfani Rahman
istimewa
KH Husin Nafarin LC Ketua MUI Kalsel 

Oleh : KH. Husin Naparin, Lc, MA
Ketua MUI Kalsel

BANJARMASINPOST.CO.ID - SUATU hari tokoh-tokoh Quraisy Makkah mengirim utusan kepada Ahbar (Pendeta) Yahudi Madinah untuk menanyakan kebenaran Muhammad sebagai Nabi dan Rasul. Karena mereka itu adalah ahli kitab, tentu mereka tahu tentang berita kenabian dari kitab-kitab terdahulu.

Berangkatlah dua orang utusan yaitu An-Nadhr Ibnu Al-Harits dan Uqbah bin Abi Ma'ith; keduanya bertemu dengan para pendeta di maksud. Para Pendeta tersebut menyarankan agar kepada Muhammad ditanyakan tiga perkara, bila ia dapat menjawab berarti ia adalah Rasul yang harus diikuti, tetapi bila tidak maka ia adalah pembohong.

Tiga perkara yang dipertanyakan yaitu pertama berita tentang pemuda-pemuda yang pergi memisahkan diri dari kaumnya untuk menyelamatkan aqidah. Kedua berita tentang seseorang pengembara yang mengembara ke Timur dan ke Barat, dan yang ketiga tentang ruh.

Utusan tersebut kembali ke Makkah, dan ketiga persoalan itupun dipertanyakan kepada Muhammad dan beliau menjawab dengan nada pasti "Aku jawab besok," dengan harapan besok akan turun wahyu, tanpa mengaitkan dengan kehendak Allah (Insya Allah).

Besoknya ternyata wahyu tidak turun. Hari kedua, ketiga, keempat juga tidak turun. Nabi Muhammad SAW pun menjadi waswas dan gelisah mengapa wahyu tidak turun. Orang-orang Quraisy juga sudah mulai melemparkan tuduhan akan kebohongan Nabi SAW.

Akhirnya sesudah lima belas hari turunlah wahyu menjawab persoalan yang dipertanyakan, pertama adalah Ashabul Kahfi yang tidur di gua selama 309 tahun, kedua Nabi Musa AS yang mengembara dan bertemu dengan Nabi Khaidir.

Dua masalah ini ada di dalam surah Al-Kahfi dan peristiwa inilah menjadi sebab turunnya surah tersebut. Adapun masalah yang ketiga dijawab dalam surah Al Isra ayat 85 bahwa masalah ruh adalah urusan Tuhan. (Muhammad Ali Ash-Shabuni, Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir juz II, hal. 408).

Namun lewat surah Al Kahfi ayat 23-24 ini Nabi SAW ditegur yang artinya : "Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya Aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".
Demikianlah ajaran Islam kepada umatnya, apabila bertekad untuk melakukan sesuatu hendaklah dibarengkan (digantungkan) dengan ucapan insya Allah, yang terjemahannya sekarang barengakali, jika Allah SWT menghendaki atau "merestui".

Konon kabarnya, ajaran Islam itu belum hadir di tengah pesta pemilu kita saat ini. Rakyat Indonesia sedang disuguhi janji-janji oleh para capres dan cawapres, bahkan caleg dari tingkat daerah hingga pusat.

Adakah di antara kita melihat baliho atau semisalnya atau setidaknya melalui lisannya dengan menggantungkan janji-janji tersebut dengan insya Allah, hingga ada yang siap jungkir balik untuk melayani masyarakat?

Sebagai rakyat, kita berhusnush-zhan atau berbaik sangka; itulah niat dan tekad para pemimpin kita untuk rakyat; kita tidak akan berkata "janjinya manis-manis semua, semoga tidak janji palsu.

" Tetapi sebagai orang beriman menyayangkan jika tidak tergambarnya masyi'atullah seperti yang diajarkan Allah SWT kepada Nabinya; mungkin lupa, ataukah di dunia yang serba canggih ini sudah tidak diperlukan lagi? Sehingga kita memang sudah menjadi sekuler? Kendati demikian, kita sangat salut kepada mereka yang dalam berbagai kesempatan pidato dengan mengucapkan insya Allah. (*)

Konon kabarnya, ajaran Islam itu belum hadir di tengah pesta pemilu kita saat ini. Rakyat Indonesia sedang disuguhi janji-janji oleh para capres dan cawapres, bahkan caleg dari tingkat daerah hingga pusat. Adakah di antara kita melihat baliho atau semisalnya atau setidaknya melalui lisannya dengan menggantungkan janji-janji tersebut dengan insya Allah, hingga ada yang siap jungkir balik untuk melayani masyarakat?

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Pahlawan Prisma

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved