Fikrah

Pemilihan Seorang Raja

Gajah terpilih sebagai raja karena kecerdikan dan bahkan kekuatan fisiknya. (lihat Al Qira’ah al-Rasyidah, Abdul Fattah Shabri Beik, jilid 2, hal. 13

Editor: Alpri Widianjono
ISTIMEWA
Ketua MUI Kalimantan Selatan, KH Husin Naparin. 

Mendengar jawaban kera semua pada tertawa.

Akhirnya terpilihlah gajah sebagai raja karena kecerdikan, kekuatan dan bahkan kekuatan fisiknya. (lihat Al Qira’ah al-Rasyidah, Abdul Fattah Shabri Beik, jilid 2, hal. 133 dst).

Gajahpun dinobatkan sebagai raja! Bisik-bisik merebak antar sesama, “Adakah raja terpilih akan mengayomi semua kepentingan rakyat? Lebih-lebih rakyat kecil yang sering terinjak dan diinjak oleh yang besar; ataukah dengan belalainya yang panjang nantinya ia hanya meraup apa saja untuk mengisi moncong dan perutnya? Dan bahkan dengan kakinya yang besar menginjak hewan-hewan kecil seperti semut. Wait and see.”

Tapi, dengarlah ayam jantan akan berkokok di setiap subuh hari, berdoa pada saat malaikat turun ke bumi, semoga raja terpilih akan diberikan kekuatan lahir dan batin untuk memimpin rakyat; dan para kodok bertasbih memuji Allah SWT semoga negeri ini dilimpahi berkah.

“Rakyat yang taat kepada Khaliq akan mendapat pemimpin yang jujur; sebaliknya pemimpin yang sujud dan tunduk kepada Allah SWT akan mendapatkan rakyat yang manut dan mudah diatur, sebaliknya …”. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Aneh Tapi Waras

 

Politik Bansos

 

Mengejar Syafaat

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved