Berita Banjarmasin
Raih Capaian Tertinggi Seorang Akademisi, Ini Sosok Profesor Bahasa Indonesia Pertama di Kampus ULM
Perempuan berdarah Barabai, Hulu Sungai Tengah itu berhasil menciptakan sejarah sebagai perempuan Profesor Bahasa Indonesia pertama di ULM
Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST,.CO.ID-Delapan belas tahun bergelut di civitas akademika Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bukanlah waktu yang sebentar.
Namun di lain sisi, 18 tahun juga bisa dibilang cepat bagi Rusma Noortyani untuk mendapat capaian tertinggi seorang akademisi yakni guru besar.
Perempuan berdarah Barabai, Hulu Sungai Tengah itu berhasil menciptakan sejarah sebagai perempuan Profesor Bahasa Indonesia pertama di ULM sejak berdirinya kampus pada 21 September 1958. Ia satu-satunya wanita dari empat dosen yang dikukuhkan menjadi profesor pada 4 Oktober 2023.
Dengan membawa orasi ilmiah berjudul “NaraMedia sebagai Media Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan ‘Culturally Responsive Teaching’ (CRT)”, Rusma tercatat sebagai perempuan Guru Besar Bahasa Indonesia pertama di PBSI FKIP ULM.
Baca juga: Peringatan Hari Kartini, Makin Banyak Perempuan Kalsel Jadi Guru Besar
Baca juga: Lansia di Kalsel Kehilangan Rp 10,5 Juta Gara-gara Lupa Ambil Kembali Kartu ATM
Ditemui di kantornya, Gedung Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat, Sabtu (20/4), Rusma menceritakan tak mudah untuk mencapai jabatan fungsional tertinggi akademisi, yakni guru besar.
Dulunya di bangku sekolah, Rusma mengambil sekolah kejuruan (kini SMK) dengan jurusan perhotelan. “Namun waktu itu diminta sama ibu saya untuk tetap lanjut sekolah. Karena pesan beliau dua kakak saya yang pria berkuliah, kenapa saya tidak,” kenang Rusma.
Lantas ia pun mengiyakan permintaan almarhum ibundanya. Dengan melihat kemampuan dirinya dan juga almarhum ibunya yang merupakan guru Bahasa Indonesia, Rusma memutuskan untuk mengambil Pendidikan Bahasa Indonesia di ULM.
Pada masa itu, Rusma yang baru lulus SMK tahun 1997 mendapat jalur undangan untuk mendaftar di perkuliahan (saat ini SBMPTN). Ia mengikutinya dan langsung mendaftarkan diri di Pendidikan Bahasa Indonesia dan lulus.
Seiring berjalannya waktu, Rusma semakin mencintai jurusannya tersebut. Bahkan perempuan 44 tahun itu membuktikannya dengan tempo 3,5 tahun dapat meraih gelar sarjana. “Lulus S1 langsung ngambil lagi ke S2, lalu lulus 2004 dan mendaftar bekerja di ULM. Alhamdulillah diterima, lalu pada 2011 saya kembali melanjutkan studi ke S3,” tuturnya.
Ia mengatakan Bahasa Indonesia terus berkembang. “Bahasa Indonesia sekarang bisa merambah ke mana saja di berbagai bidang. Bahkan kan sekarang sudah ada sastra pariwisata. Ada juga ekologi sastra, dan lainnya,” kata Koordinator Program Studi Magister PBSI FKIP ULM itu.
Selain itu, salah satu jurnalnya yang berisi tentang budaya orang Kalsel yakni “Bedindang” lolos menjadi Jurnal Internasional. Ia tak menduga jika jurnal yang berisi kearifan lokal itu mampu menembus dunia.
Lalu bagaimana dengan tantangannya setelah menyandang guru besar? Rusma menjelaskan secara administrasi ia tetap harus melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Kalau secara pribadi, otomatis harus bisa menjalankan tanggung jawab akademik. Saat ini banyak tim yang dibentuk, saya juga mendorong mereka untuk menjadi kepengurusan. Sementara saya hanya anggota, tetapi tetap menjaga progressnya,” kata dia.
Di lain sisi, ia dapat lebih mengembangkan dirinya lagi dalam keilmuannya tersebut. Rusma menjabat berbagai kepengurusan, seperti anggota Dewan Pendidikan Banjarmasin, menjadi juri saat Balai Bahasa Provinsi Kalsel menggelar suatu acara, anggota Badan Akreditasi Nasional dan berbagai kepengurusan lainnya.
“Saya pikir, intensitas kegiatan akan semakin berkurang. Eh ternyata malah semakin tinggi,” imbuhnya seraya tertawa kecil.
Saat ini Rusma menilai, makin banyak perempuan-perempuan juniornya yang meminta bimbingannya agar bisa meraih jabatan guru besar. “Biasanya saya rangkul dalam tim. Mereka menulis, meneliti dan konsul juga ke saya,” katanya.
| Menabrakkan Diri Karena Rindu Pada Anak, Alex Syahrudin Klarifikasi Video Viral yang Disalahpahami |
|
|---|
| Ombudsman Ingatkan Pemerintah Soal Akurasi Data, Jelang Perluasan Program MBG Lansia dan Disabilitas |
|
|---|
| Lembaga Sensor Film Ajak Warga Banjarmasin Jadi Penyensor Mandiri di Tengah Banjir Tontonan Digital |
|
|---|
| Penyebab 2 PPPK Paruh Waktu di Banjarmasin Terancam Gagal Dapat SK, 1.681 Orang Segera Diangkat |
|
|---|
| Tumpukan Karung Lumpur di Trotoar Jalan A Yani Banjarmasin Ganggu Pejalan Kaki, Ini Kata Dinas PUPR |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Perempuan-berdarah-Barabai-Hulu-Sungai-Tengah-12.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.